Rabu, 30 April 2014

taukah kau tuan, bagaimana peribahasa "bagai pungguk merindukan bulan" itu kini menamparku?
seolah menyadarkanku dari sebuah lamunan panjang.
membangunkanku dari cerita mimpi yang terlalu indah.

senyatanya, aku memang sedikit bermimpi memiliki kisah seindah negeri dongeng itu akan terjadi padaku. 
dimana seorang upik abu pada akhirnya bersanding dengan pangeran rupawan. 
ah, aku tau itu hanya sebuah fiksi yang dibuat manusia. betapapun indah alur ceritanya. 

tapi kau tahu, aku selalu percaya dengan skenario-Nya. 
aku tidak akan memungkiri apapun yang telah Ia takdirkan untukku.
karena semua tahu, akhir dari-Nya selalu lebih indah dari cerita negeri dongeng manapun.

dan untuk saat ini, biarkan aku kembali dalam lamunanku sejenak,
sebentar saja,
membayangkan bahwa di dalam skenario Tuhan yang indah itu namamu tertulis disana...
dan biarlah aku tetap menjadi pungguk yang merindukan bulan, 
menjadi pungguk yang merindukanmu, tuan...

Selasa, 15 April 2014

'ketidaksengajaan'

aku percaya bahwa tak ada sebuah kebetulan. aku meyakini bahwa segala yang terjadi memang sudah menjadi kehendak Langit. namun, tentang pertemuan pertama kita, aku merasa bahwa itu hanyalah sebuah ketidaksengajaan.

di pagi yang entah, di tempat yang antah, Langit menuntun langkah kaki kita berpijak pada tanah yang sama. tak jauh, hanya seperlemparan batu dariku, kau berdiri. dan aku hanya menatapmu tanpa arti ketikakau bertanya basa-basi.

mungkin semesta sedikit kecewa dengan pertemuan pertama kita. hingga pada terbitnya matahari setelah pertemuan itu, pada pagi kesekian setelah pertemuan pertama itu, Langit kembali menuntun kita untuk menapaki jalan yang sama. lagi-lagi aku hanya merasa itu hanyalah sebuah ketidaksengajaan.

dan aku tidak pernah menyesal dengan pertemuan kita yang tanpa sengaja.

menghafal suara langkah kakimu sangatlah mudah bagiku. aku pun bisa menebak pakaian apa yang kau kenakan pagi ini. dan bukan suatu yang sulit bagiku untuk mengetahui makanan apa yang kau suka, buku apa yang kau baca, dan lagu apa yang sering kau dengar.

dan itu juga sebuah ketidaksengajaan.
satu ketidaksengajaan yang aku sesali, bahwa aku menyimpan setiap detail memori tentangmu...