Senin, 27 Agustus 2012

seperti biasa


Seperti biasa aku berlari didalam gerbong
Mencari-cari tempat duduk yang tersisa
Tapi seperti biasa tempat duduk itu selalu penuh
Ah, tak apa, aku bisa bersandar pada tiang di samping pintu,
seperti biasa

Seperti biasa pula ketika kereta mulai berjalan
Pintu yang sebagiannya terbuat dari kaca itu,
pemandangan diluarnya begitu menakjubkan

Melihat sawah-sawah yang seolah berjalan
Pohon-pohon yang seakan melambai
Dan capung-capung yang seperti menari

Mungkin bagimu itu biasa, kawan
Tapi bagiku seolah kembali pada hamparan masa kecilku
Ketika masih belepotan lumpur di sawah yang baru ditanam
Ketika mengejar capung, kupu, hingga layang-layang
Pun ketika memanjat pohon buah jambu yang masak

Mungkin bagimu itu sederhana, kawan
Tapi bagiku itulah harta karun
Karena bagaimanapun aku berusaha mengingatnya,
semuanya itu tidak akan pernah kembali lagi

Seberapa inginnya aku kembali pada masa itu
Tidaklah mugkin
Seperti biasa, hanya menyimpannya pada kotak kayu tuaku

Seperti biasa, ketika sedang asyik bermain dengan masa lampau
Peluit kereta api mengganggu
Menyuruhku untuk segera keluar
Meninggalkan satu lagi cerita, yang akan selalu sama




Jumat, 10 Agustus 2012

sampai aku lelah


apa yang salah dengan menunggu
apabila menungguku itu untukmu
apa yang salah dengan mengagumi
apabila yang kukagumi itu dirimu

meski aku dari golongan Sudra yang lemah
meski aku dari bangsa Veddoid yang terkucil

maafkan aku
tapi aku sudah telanjur menunggumu begitu lama
dan mengagumimu begitu dalam
maka kuminta izinmu
untuk menunggumu lagi selama mungkin
dan mengagumi sedalam mungkin
sampai aku lelah..


dari sini saja



kau tau rasanya mengagumi dalam diam, tuan?
berusaha menyimpannya sedalam-dalam hati
tanpa memberitahukannya pada sang otak
karena.. jika saja sang otak tahu,
barang sedetikpun ia tak akan pernah berhenti memikirkanmu

bahkan aku hanya sanggup sekedar mengagumimu, tuan..
mengagumimu tapi tidak untuk mencintaimu
sedalam apapun kekagumanku terhadapmu
itu tidak akan berbuah mesra, tuan
karena…kau berada jauh dalam jangkauanku
dan aku, tidak cukup sanggup untuk melewati dinding pemisah ini
maka biarkan aku mengagumimu dari sini saja, tuan..
dari sini saja, itu sudah cukup…