Sabtu, 22 Juni 2013

hujan setelah pertemuan kita

Malam setelah pertemuan kita, langit seolah ingin mencurahkan segala perasaanku. Rintik-rintik hujan menembus batas langit dan akhirnya jatuh di atas atapku. Bagaimana dengan atapmu? Terguyur derasnya hujan juga kah? :)

Hujan malam ini terdengar begitu syahdu untukku. Ia sedang menceritakan banyak hal padaku. Iramanya, baunya, dingin airnya, semuanya menarik. Sama seperti dirimu. Bagiku tak ada satupun darimu yang tidak menarik perhatianku.

Rintik diluar sana masih menjadi senandung pengiring tidurku. Tapi mata ini sungguh tak mau terpejam. Buliran air diluar sana seolah sedang merekam senyummu yang kemudian akan menari-nari ketika mataku tertutup. Aku…sungguh amat takut untuk melihatmu lagi. Bahkan dalam mimpi sekalipun. Aku hanya tidak ingin hidup di alam mimpi, membayangkan saat kau masih bersamaku.

Udara dingin menyeruak membuatku menggigil. Tapi kau tahu ada yang lebih dingin dari udara malam ini. Hatimu. Aku beri tahu, hatimu itu mungkin sedingin es di kutub utara. Dan dulu, aku selalu bisa menjadikan bongkahan es dalam hatimu itu perlahan meleleh. Sayangnya itu dulu…

Ah, aku tidak bisa lagi melanjutkan tulisan ini, maafkan. Karena segala tentangmu sepertinya tak pantas untuk tertulis disini. Segala tentangmu telah kubiarkan pergi bersama hujan malam ini. Selamat tinggal.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar