Rabu, 16 Januari 2013

menyapa alamanda


Apakah alamanda itu tengah berbincang kepadamu? Ataukah ia hanya mampir dan sekedar menyapamu? Atau mungkin, ia hanya membawakan sekeranjang pie titipan bibi melati?

Apapun alasannya, sungguh aku cemburu…

Pada alamanda biru yang menawan itu. Aku bisa melihatnya pada matamu, yang menjadi bening ketika memandang takjub pada nona alamanda yang manis. Percayalah, mataku menangkap hal yang sama dengan matamu. Aku pun terpesona dengan nona biru yang tengah berjalan anggun. Tapi kulihat kau lebih terpesona. Sudut matamu mengikuti setiap langkah kakinya yang jenjang sempurna.

Kepada tuan yang tengah berdiri di ujung sana, mengapa kau masih saja melihat nona cantik itu yang perlahan menjauh? Bahkan kau terus menunggu hingga bayangnya hilang. Tidakkah kau mampirkan pandangmu kesini, tuan? Kepadaku?

Kepada setangkai yang mulai mengering..

2 komentar: