Apakah alamanda itu tengah berbincang kepadamu? Ataukah ia
hanya mampir dan sekedar menyapamu? Atau mungkin, ia hanya membawakan
sekeranjang pie titipan bibi melati?
Apapun alasannya, sungguh aku cemburu…
Pada alamanda biru yang menawan itu. Aku bisa melihatnya
pada matamu, yang menjadi bening ketika memandang takjub pada nona alamanda
yang manis. Percayalah, mataku menangkap hal yang sama dengan matamu. Aku pun
terpesona dengan nona biru yang tengah berjalan anggun. Tapi kulihat kau lebih
terpesona. Sudut matamu mengikuti setiap langkah kakinya yang jenjang sempurna.
Kepada tuan yang tengah berdiri di ujung sana, mengapa kau
masih saja melihat nona cantik itu yang perlahan menjauh? Bahkan kau terus
menunggu hingga bayangnya hilang. Tidakkah kau mampirkan pandangmu kesini,
tuan? Kepadaku?
Kepada setangkai yang mulai mengering..
ceritanya ngarep nih ya? :D
BalasHapusngarep didatengin mario maurer :p
Hapus