sore itu Hijau menangis. permadani zamrud menjadi saksi mereka bersimpuh. kubah biru merengkuh jiwa-jiwa-nya dengan erat.
sore itu Hijau menangis, dan Abu-abu di sampingnya. Biru pun datang, membawa secercah cahaya seperti biasanya.
sore itu Hijau menangis. Abu-abu dan Biru mengerti mengapa ia menangis.
sore itu Hijau menangis, tapi ia kata ia tak ingin menangis. Abu-abu hanya berujar dalam hati "tidak, menangislah, menagislah karena kami ada disini"
senja pun menangis. menyabotase kami dalam dingin, dan rindu.
teringat akan celoteh-celoteh kecil, menghangatkan.
"sepertinya kita harus belajar menafsirkan takdir nih"
"entah ini rizki atau ujian, khusnudzon saja pada Allah"
"aku hanya berdoa agar Allah menempatkanku di tempat yang memang seharusnya aku berada disitu"
"aku ingin menjadi akhwat biasa...."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar