terkadang aku bosan untuk menunggu. sering sekali tidak sabar untuk menunggu. kalau menunggu hanya untuk satu dua menit mungkin masih sanggup, satu dua jam juga masih oke. tapi, kalau harus menunggu hingga setahun dua tahun kemudian? sanggupkah?
begitu juga dengan jalan panjang ini. akupun harus menunggu hingga habis ujung pangkal nya. atau habis ujung pangkal nyawaku. hanya itu yang memisahkan. hanya maut yang dapat menghentikan langkahku dari jalan ini.
tapi lagi-lagi menunggu.
menunggu barisan ini kembali tertata sempurna. menunggu formasi ini berjalan lancar. menunggu, menunggu. lagi-lagi harus menunggu.
kalau bisa, aku ingin langsung menapaki jalan terjal itu. tak akan menunggu lebih lama lagi, tak akan mati kebosanan di tempat kerena 'menunggu'.
tapi tidak. sudah sesombong itu kah aku ini? hingga memutuskan untuk melangkah sendiri?
bagaimana bila nanti aku jatuh? tak akan ada uluran tangan yang siap membantuku berdiri kembali.
bagaimana bila nanti aku kelelahan? tak akan ada tempat untukku bersandar.
aku membutuhkan mereka, sungguh. aku menginginkan barisan kami kembali rapi dan tertata. aku ingin segalanya berjalan lancar. aku ingin semuanya sempurna seperti rencana-rencana kami. sempurna seperti mimpi dan cita-cita kami.
tapi aku terlalu naif. terlalu impulsif untuk sekedar memahami sepucuk makna kehidupan. sepucuk makna berjuang.
percayalah, tak akan ada yang sempurna selain-Nya.
tapi kenyataaan bahwa aku membutuhkan mereka, itu yang tidak akan pernah berubah.
mereka, entah sekarang disini, atau mungkin di tempat ku berpijak esok dan esoknya. aku selalu membutuhkan mereka. selalu.
dan menunggu, memang harus menunggu.
tidak ada mimpi yang menjadi kenyataan secara tiba-tiba. ia datang perlahan, perlahan, hingga akhirnya puzzle-puzzle mimpi itu mendekati sempurna.
dan percayalah Nisa, menunggu tidak akan pernah sia-sia :')
warnailah penantianmu dengan sejuta corak kehidupan,kelak kau akan belajar kembali dari lelahnya menanti.